
WARTA UNIMOF – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan pidato kebangsaan dalam peringatan 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia pada Minggu (15/08) di Yogyakarta. Ia mengajak seluruh bangsa untuk mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata demi mewujudkan cita-cita pendiri bangsa.
Haedar menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan mandat sejarah yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, sosial, politik, ekonomi, dan agama. Ia optimis kemajuan di bidang-bidang ini memberi harapan cerah bagi masa depan bangsa.
Dalam pidatonya, Haedar juga mengapresiasi langkah berani Presiden Prabowo Subianto yang menuntun pemerintahan menuju perubahan fundamental. Presiden disebutnya fokus pada pembangunan sumber daya manusia berkualitas, menegakkan kedaulatan bangsa, serta memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil. Haedar berharap kebijakan Presiden ini membawa perubahan positif yang nyata.
Selain itu, Haedar mengingatkan pentingnya keselarasan seluruh kementerian dan lembaga pemerintah agar bersama-sama berkontribusi seirama demi kemajuan Indonesia pasca-80 tahun merdeka. Ia juga mengajak para pemimpin negeri untuk menjadikan amanat konstitusi sebagai pedoman dalam mengabdi kepada rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi.
Haedar mengingatkan agar kemerdekaan menjadi gerak nyata, bukan hanya simbol, di tengah tantangan global yang semakin rumit. Komitmen politik yang berpihak pada rakyat kecil dan pembangunan sumber daya manusia menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu, berdaulat, dan sejahtera.
Pidato ini menegaskan harapan agar generasi muda, khususnya milenial dan Generasi Z, mengambil peran penting dalam meneruskan perjuangan bangsa di era modern yang kompleks.
Singkatnya, Haedar Nashir mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata dan komitmen bersama demi mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera.